Mapena News - Sedekah desa merupakan salah satu tradisi agraris yang masih lestari di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dalam konteks masyarakat petani, tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk ungkapan rasa syukur atas hasil bumi, tetapi juga mencerminkan sistem nilai, solidaritas sosial, hingga pengelolaan hubungan manusia dengan alam dan kegiatan spiritual.
Sedekah desa umumnya dilakukan setahun sekali, biasanya setelah masa panen raya. Pada Tahun 2025, puncak panen raya terjadi pada bulan Maret hingga April. Masyarakat berkumpul di balai desa atau tempat yang dianggap sakral, membawa berbagai macam hasil bumi dan makanan khas seperti tumpeng, ingkung, dan jajanan tradisional. Tradisi ini mempertemukan seluruh elemen masyarakat desa dalam satu ruang dan waktu, menciptakan rasa kebersamaan, memperkuat relasi sosial antarwarga, dan memperteguh identitas sebagai masyarakat agraris. Walaupun bersifat spiritual dan seremonial, sedekah desa memiliki efek ekonomi tidak langsung. Persiapan acara ini mendorong perputaran uang di desa melaluipenjualan bahan makanan, hingga perlengkapan ritual. Dalam beberapa kasus, desa yang menjadikan sedekah desa sebagai atraksi budaya juga mampu menarik wisatawan, membuka peluang ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.
Tantangan utama pelestarian sedekah desa datang dari perubahan nilai di kalangan generasi muda. Banyak anak muda desa yang tidak lagi memahami makna filosofis tradisi ini, bahkan menganggapnya sebagai praktik kuno yang tidak relevan. Ditambah lagi dengan urbanisasi dan migrasi keluar desa, partisipasi generasi penerus dalam ritual ini semakin menurun.
Agar tradisi ini tetap hidup dan relevan, diperlukan sinergi antara pemerintah desa, tokoh adat, serta komunitas budaya lokal. Pemerintah daerah dapat memasukkan sedekah desa ke dalam kalender budaya tahunan yang didukung secara logistik dan promosi. Sementara itu, pendidikan budaya di sekolah-sekolah lokal dapat menjadi media untuk menanamkan kembali nilai-nilai sedekah desa sejak dini. Digitalisasi juga dapat dimanfaatkan untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan praktik sedekah desa, sekaligus menjadi media edukasi bagi generasi muda. Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena sebagai perguruan tinggi yang focus pada bidang pertanian turut mengupayakan kelestarian tradisi yang dilakukan oleh petani melalui pengembangan kurikulum mata kuliah sosiologi pedesaan, mahasiswa diharap mampu menelaah kearifan lokal yang dilakukan petani di wilayah masing-masing.