Pelatihan Pembuatan Eco-enzyme di MA Islamiyah Kedungjambe Singgahan

Mapena News - Sampah/limbah adalah sisa dari kegiatan manusia sehari-hari yang tidak/sedikit dimanfaatkan kembali. Peningkatan konsumsi buah akan menimbulkan peningkatan limbah kulit buah. Salah satu langkah untuk memanfaatkan dan mengolah limbah kulit buah adalah dengan mengkonversinya menjadi Eco-enzyme. Eco-enzyme adalah sebuah produk berbentuk cairan dari hasil fermentasi sampah organik rumah tangga, baik itu sampah yang berasal dari sayuran ataupun buah-buahan dengan penambahan beberapa bahan seperti gula, dan air. Cairan eco-enzyme ini berwarna cokelat gelap dan memiliki aroma yang asam atau segar dan kuat. Pembuatan eco-enzyme juga memberikan dampak yang luas bagi lingkungan secara global maupun ditinjau dari segi ekonomi. Manfaat bagi lingkungan, dimana selama proses fermentasi enzim berlangsung, akan dihasilkan gas O3 (Ozon). Kandungan lain yaitu Asam Asetat (H3COOH), yang dapat membunuh kuman, virus, dan bakteri. Serta kandungan Enzyme yaitu Lipase, Tripsin, dan Amilase yang mampu membunuh atau mencegah bakteri patogen. Manfaat dari eco-enzyme antara lain: Pertanian (untuk menyiram tanaman, memperbaiki pertumbuhan tanaman, dan memperbaiki kualitas buah pada tanaman horti), peternakan (menghilangkan bau amis di aquarium sekaligus menyehatkan ikan), rumah tangga (mencuci buah dari residu pestisida, membersihkan lantai rumah, dll), kesehatan (relaksasi dengan merendam kaki kedalam air hangat yang sudah dicampur EE, menjernihkan udara diruangan, membersihkan badan, obat kumur, hand sanitizer alami, dll) dan masih banyak lagi manfaat lainya dari eco-enzyme.

Pada tanggal 29 Juli 2024, Himaprodi Budi Daya Tanaman Hortikultura yaitu Transfarmers Poltana Mapena berkesempatan melakukan program pengabdian masyarakat di MA Islamiyah Kedungjambe Singgahan Tuban. Acara tersebut melibatkan siswa dan siswi kelas 12 jurusan IPA dan IPS MA Islamiyah Kedungjambe dengan jumlah total yang hadir sebanyak 40 siswa dan siswi. Selain anggota himaprodi Transfarmers, kegiatan tersebut juga diikuti oleh beberapa dosen dari prodi Budi Daya Tanaman Hortikultura yaitu Bapak Adi Rastono, S.Pd. M.Si, Ibu Lisa Dwifani Indarwati, S.P., M.Sc. selaku Kaprodi Budi Daya Tanaman Hortikultura, Ibu Nurenik, S.T.P., M.Sc. selaku pembimbing Himaprodi Transfarmers, serta Ibu Umi Masruroh, S.Pd. selaku Waka Kesiswaan MA Islamiyah Kedungjambe.

Dokumentasi proses pembuatan Eco enzyme

Pelatihan dimulai dengan sesi pembukaan oleh Bapak Adi Rastono, kemudian dilanjutkan penyampaian materi oleh mahasiswa anggota Transfarmers yaitu Ahmad Akbar dan Wahyu Sri Utami, dan disambung dengan praktik pembuatan eco-enzyme. Siswa dan siswi sebanyak 40 orang dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok dalam menjalankan praktik akan dipandu oleh mahasiswa, dan dalam praktik tersebut terdapat dua perlakuan yang berbeda. Perlakuan pertama ialah pembuatan eco-enzyme tanpa menggunakan ragi dan perlakuan kedua adalah pembuatan eco-enzyme dengan menggunakan ragi. Perbedaaan perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui masa panen eco-enzyme yang dimana eco-enzyme tanpa ragi biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan, sementara eco-enzyme dengan ragi hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan untuk panen. Jadi, ragi yang terdapat mikroorganisme dari jenis Saccharomyces cerevisiae disini berfungsi untuk mempercepat reaksi mikroorganisme agar waktu pemanenan eco enzyme lebih cepat. Bahan yang digunakan dalam pembuatan Eco enzyme adalah air : kulit buah : gula merah dengan perbandingan 10:3:1. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama, penyerahan sertifikat dan penyerahan cairan Eco enzyme yang sebelumnya sudah diproduksi di kampus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *