Pada hari Sabtu tanggal 2 Juli tahun 2022 Himpunan Mahasiswa Peternakan Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena dan relawan PMK POLTANA Mapena telah melakukan seminar dialog interaktif peternakan batch 2 yang bertemakan Mentikapi Kejadian PMK Menjelang Hari Raya Kurban. Peserta yang hadir dalam acara ini ada 42 orang diantaranya 17 dari ketua takmir, 3 dari perwakilan Baitul Mal Wat Tamwi (BMT) NU Singgahan, 22 orang dari mahasiswa Mapena. Selain itu, dialog interaktif peternakan ini dihadiri juga oleh seluruh Dosen Budidaya Ternak dan kaprodi Budidaya Tanaman Holtikultura dan Agribisnis. Untuk narasumber kali ini merupakan narsumber yang professional dan handal pada bidangnya, narasumer yang pertama dari Dinas Ketahanann Pangan, Pertanian, Dan Perikanan Kabupaten Tuban yaitu Drh. Arif Andy Yahya, yang kerap disapa Mas Andy atau dokter Andy yang mebawakan sebuah materi yang berjudul kebijakan pemerintah dalam pemotongan hewan qurban saat wabah PMK. Narasumber yang kedua dari Dosen Budidaya Ternak Politeknik pertanian dan peternakan Mapena yaitu Drh., Ali Saifudin, M.Sc. beliau membawakan materi tentang Informasu dan pengenalan terkait PMK, dan narasumber terakhir yaitu dari Juru Sembelih Halal (JULEHA) Jawa Timur Bapak H. Darwanto, S.T, tetapi karena hal tertentu sehingga berhalangan untuk hadir dan digantikan oleh Kak Nur taufiq yang merupakan salah satu anggota Juleha dan merupakan salah satu alumni Poltana Mapena sendiri, untuk materi yang dibawakan Kak Nur Taufiq ini iaah berjudul Tatalaksana praktis penyembelihan hewan qurban sesuai fatwa MUI No. 31 tahun 2022.
Seminar dialog interaktif peternakan bacth 2 ini memiliki tujuan yang sangat perlukan di tengah wabah PMK seperti ini salah satu tujuannya ialah membuka wawasan masyarakat terkait pengenalan penyakit dan kondisi kasus PMK. Banyak masyarakat yang tingkat pengertianya tentang PMK hanya melalui media internet dan televisi sehingga mereka hanya mengerti bahwa penyakit PMK ini berbahaya dan mematikan tanpa adanya solusi yang di reportkan, alhasil warga hanya menelankeoanikan dan kekawatiran. Nah, dengan seminar kali ini selain masyarakat tahu sesungguhnya penyakit PMK juga mengetahui bagaimana cara pengendalian, pencegahan PMK ini, yaitu dengan meningkatkan biosekuriti kandang, dan peternaknya, ujar dokter Andy. Selain itu juga meningkatlkan daya imunitas ternak dengan cara memberikan ramuan tradisional seperti jahe, kunyit, dan temu ireng.
Hal yang tak kalah penting yaitu di momen hari raya kurban, hari yang mana merupakan hari penyembelihan hewan ternak yang akan di kurbankan. Di season ini, juga dibahas oleh pakarnya tata cara penyembelihan dan pemilihan hewan yang bisa digunakan kurban. Tidak semua hewan ternak yang terpapar PMK bisa dibuat kurban. Hewan yang tingkat sakitnya hanya gejala demam tinggi, ini masih diperbolehkan sedangkan hewan yang sudah terpapar PMK hingga menyebabkan cacat seperti kukunya copot itu tidak diperbolehkan. Biasanya nih, sapi yang sudah terpapar PMK akan mengalami penurunan bobot karena disebabkan oleh mulut ternak sakit sehingga nafsu makan menurun. Ternak yang sangat kurus dalam nilai keabsahan berkurban juga tidak diperbolehkan. Adapun yang diperbolehkan yaitu hewan ternak yang sudah dikatakan sembuh dari PMK pada hari dilaksanakan kurbannya. Untuk mensiasati agar virus PMK tidak menyebar meski ternak sudah disembelih maka daging hasil penyembelihan tadi harus melalui proses pemasakan yang baik. Sebelum di olah daging atau bagian kepala harus di rebus terlebih dahulu. Proses perebusan berungsi sebagai cara pembunuhan virus, karena virus PMK ini sangat rentan terhadap panas.