Mapena News - Masyarakat Indonesia sudah tak asing lagi yang namanya bawang merah. Ada beberapa daerah yang menyebutnya “brambang” atau “umbi lapis”. Bawang merah kerap dijadikan sebagai bumbu dasar dalam berbagai olahan masakan. Namun, tak sedikit pula yang enggan mengkonsumsinya. Padahal, umbi bawang merah memiliki keragaman khasiat bagi kesehatan tubuh manusia. Kilas balik riwayat bawang merah menurut gladiator di zaman romawi kuno memaanfaatkan bawang merah untuk menambah kekuatan otot. Mereka menggosok-gosokkan umbi bawang merah ke seluruh bagian tubuh sebelum bertanding liga agar kondisinya bisa semakin prima. Tim peneliti dari Institute of Food Research membuktikan bahwa umbi bawang merah dapat memberikan beberapa khasiat diantaranya menurunkan kadar gula darah, mengurangi resiko penyakit jantung, mencegah serangan kanker.
Berdasarkan Data BPS produksi bawang merah terbesar di Jawa Timur yaitu Kabupaten Nganjuk. Bawang merah menjadi komoditas unggulan sektor pertanian hortikultura di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2023 mencapai 1.837.579 kwintal. Tahun 2023 produksi tertinggi berada di Kecamatan Rejoso dan Gondang, masing-masing mencapai 646.996 kuintal dan 450.413 kuintal.
Tiga bulan terakhir 2024 harga bawang merah secara nasional terus mengalami kenaikan yang signifikan. Tentu hal ini dikhawatirkan mengganggu kesiapan masyarakat menghadapi momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Harga bawang merah nasional mencapai 40.180 rupiah per kilogram (kg) pada Sabtu 16 Desember 2024. Pemerintah menerapkan Harga Acuan Pemerintah (HAP) si umbi bawang merah di tingkat petani yang diatur pemerintah adalah Rp 18.500 sampai Rp 20.000/kg. Untuk harga acuan bawang merah di tingkat konsumen yaitu Rp 36.500-Rp 41.500 per kg. Acuan ini tertulis berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 17 Tahun 2023 tentang Harga Acuan Pemerintah di Tingkat Produsen dan Konsumen komoditas Kedelai, Bawang Merah, Cabai Rawit Merah, Cabai Rawit Keriting, Daging Sapi, dan Gula.
Menurut Dosen Mata Kuliah Ekonomi Manajerial Ibu Afsah Indah Maulidah, S.Pi., M.P bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah yaitu terdiri dari tingkat konsumsi, musim dan cuaca serta harga subtitusi. Jika tingkat konsumsi bawang merah meningkat, maka permintaan akan naik dan harga akan cenderung naik pula. Kemudian Produksi bawang merah sangat dipengaruhi oleh musim dan cuaca, Jika musim panen buruk atau cuaca tidak mendukung misalnya cuaca saat ini bulan desember sering hujan, penawaran akan berkurang dan harga akan naik. Ada satu lagi terkait harga subtitusi dimana harga bawang merah juga dipengaruhi oleh harga bahan makanan pengganti. Jika harga bahan makanan pengganti naik, permintaan bawang merah akan meningkat dan harga akan naik juga.
Tentu selain faktor permintaan, juga dipengaruhi oleh faktor penawaran. Pertama, biaya produksi bawang merah, seperti biaya bibit, pupuk, dan tenaga kerja, sarana dan prasarana mempengaruhi harga penawaran. Jika biaya produksi naik, penawaran akan berkurang dan harga akan naik. Kedua teknologi pertanian yang lebih efesien dapat meningkatkan hasil produksi dan menurunkan biaya produksi. Yang terakhir, kebijakan pemerintah terkait impor dan ekspor bawang merah, apabila pemerintah membatasi impor bawang merah maka penawaran akan berkurang, dan tentunya harga akan naik.
Kira-kira kamu sering beli si bawang merah engga? Berapa harga bawang merah di tempatmu?
Referensi
Johnson, M. (2020). Factors Affecting Onion Supply and Demand. Journal of Food Economics, 30(3), 267-280.
Smith, J. (2019). The Economics of Onion Prices. Journal of Agricultural Economics, 45(2), 123-135.