Mapena News - Kabupaten Tuban memiliki potensi alam khususnya pada bidang peternakan yang unggul. Populasi sapi potong di Kabupaten Tuban menempati posisi ke-2 terbanyak di Jawa Timur menurut BPS tahun 2021 setelah Kabupaten Sumenep dengan jumlah ternak sapi potong sebanyak 349.089 ekor. Potensi ternak sapi potong tersebut, saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Kabupaten Tuban di tengah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sedang mewabah di Indonesia. PMK diketahui sebagai penyakit yang sangat merugikan peternak khususnya peternak sapi. Jumlah angka kesakitan (morbiditas) ternak yang terserang PMK dapat mencapai 100?n angka kematian (mortalitas) terjadi pada ternak muda hingga > 20%. Tidak hanya itu, kerugian lain yang ditimbulkan dari kasus PMK adalah turunnya fertilitas ternak, biaya operasional yang lebih untuk pencegahan (biosekuriti), vaksinasi dan pengolahan hasil ternak yang membutuhkan perlakuan lanjut. Aktifitas perdagangan ternak seperti pasar hewan, jual beli perorang, penjualan online juga berhenti akibat kasus PMK. Hal tersebut berkaitan dengan pencegahan penyebaran PMK dengan membatasi keluar-masuk nya ternak dari wilayah tertular ke wilayah bebas begitu sebaliknya. Sampai saat ini pemerintah pusat telah membuat kebijakan, memberikan arahan dan informasi secara lengkap hingga tataran pemerintah Kabupaten.
Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena Tuban (POLTANA Mapena) merupakan perguran inggi vokasi di Kecamatan Singgahan Tuban yang memiliki tujuan menghasilkan sumber daya lulusan yang ahli dalam bidang pertanian, agribisnis dan peternakan yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Melihat potensi wilayah disekitar kampus serta rasa peduli terkait wabah PMK, POLTANA Mapena berinisiatif membentuk Relawan PMK dari mahasiswa POLTANA Mapena dari Program Studi Budi Daya Ternak, Agribisnis dan Budi Daya Tanaman hortikultura. Sebelum pembentukan Relawan PMK, mahasiswa dibekali dengan informasi terkait PMK. Program Relawan PMK tetap dibekali tentang perkembangan informasi dan tetap menjaga sanitasi dan biosekuriti diri supaya tidak menjadi media penularan PMK. Diharapkan, Relawan PMK ini dapat terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) secara lengkap terkait PMK baik dari dari hulu ke hilir. -LNA-